Selasa, 27 April 2010

Cerita Nabi Idris AS

IDRIS YANG KUTU BUKU

Idris lahir di Munaf, sebuah daerah di Mesir. Sejak kecil, Idris belajar agama dari Nabi Syits, putra Nabi Adam. Nabi Syits mengajarkan Idris membaca Sahifah.Idris sendiri adalah cicit dari Nabi Adam.

Idris kecil mempelajari Sahifah dengan tekun. Karena kesukaannya membaca itulah ia mendapat gelar Idris. Beliau belajar membaca menulis tanpa mengenal waktu dan tempat. Beliau menjadi nabi pertama yang menulis dengan pena.

Seperti halnya Nabi Adam dan Nabi Syits, Nabi Idris juga menerima wahyu Allah melalui malaikat Jibril. Beliau diutus berdakwah kepada umat keturunan Qabil. Umat ini telah bersikap durhaka kepada Allah. Mereka menimbulkan berbagai bencana dan kerusakan di muka bumi. Oleh Nabi Idris, orang-orang ini diajak sholat, puasa dan bersedekah.

Tapi keturunan Qabil tak mau mendengar ajakan menuju kebaikan itu. Mereka malah menghina dan mengejek Nabi Idris.

"Hidup kami sudah enak, senang, dan serba cukup. Kenapa engkau mengganggu kami?" tanya beberapa orang penting dari kaum itu.

"Ajaranmu aneh. Kami tak membutuhkannya!" sahut yang lain.
"Lebih baik engkau hidup sendiri bersama Tuhanmu!"

Selama puluhan tahun berdakwah, hanya beberapa gelintir orang yang mau mengikuti ajaran Nabi Idris. Sebagian besar orang lebih suka mengikuti hawa nafsunya sendiri. Mereka juga senang mengikuti ajakan iblis untuk berbuat sesat.

Iblis selalu menghasut orang-orang untuk durhaka kepada Allah. Untuk apa menyembah Allah? Kalian tak pernah kekurangan makanan. Kekayaan kalian berlimpah ruah. Hidup kalian bahagia. Jadi untuk apa menyembah Allah? begitu bisik Iblis.

Karena anak keturunan Qabil semakin menentang ajaran Idris, maka Allah memerintahkan Nabi Idris meninggalkan mereka. Allah akan menurunkan azab kepada umat yang durhaka itu. Nabi Idris diperintahkan membawa pengikutnya yang setia dan mau beriman kepada Allah.

Begitu Nabi Idris dan pengikutnya meninggalkan negeri itu, datanglah azab yang dijanjikan Allah. Paceklik merajalela. Pertanian gagal. Ternak mati. Akhirnya umat yang sesat itu pun mati bergelimpangan karena kelaparan.

Sebaliknya, Nabi Idris dan orang-orang beriman yang mengikuti diselamatkan Allah dari bencana mengerikan itu.

SAHABAT BARU
Izrail - malaikat pencabut nyawa sangat mengagumi kepandaian Nabi Idris. Izrail ingin lebih mengenal Nabi Idris. Maka diam-diam Izrail menyamar sebagai manusia dan bertamu ke rumah Nabi Idris. Kadang-kadang Allah memang mengizinkan para malaikat mengubah dirinya meniru bentuk manusia bila ada tugas penting yang harus dilaksanakan.

"Assalamu'alaikum," malaikat Izrail memberi salam sambil mengetuk pintu.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Nabi Idris. "Silahkan masuk," sabda Nabi ramah. "Siapakah Anda, dan ada perlu apa datang kemari?"

Izrail menyampaikan maksudnya untuk berkenalan dengan Nabi Idris sebagai utusan Allah. Akhirnya Nabi Idris mengajak Izrail menginap di rumahnya.

Di rumah Nabi Idris, keduanya asyik beribadah. Mereka tidak banyak bicara melainkan terus beribadah.

Ketika tiba waktu makan, Nabi Idris mempersilahkan tamunya makan. Tamunya menolak. "Silahkan tuan makan sendiri. Saya ingin melanjutkan ibadah saya kepada Allah," jawabnya.

Setelah makan, Nabi Idris melanjutkan ibadah bersama tamunya sampai tiba waktu tidur. "Silahkan tuan tidur di sini," Nabi Idris menunjukkan tempat tidur tamunya.

"Silahkan tuan tidur dulu. Saya masih ingin melanjutkan ibadah saya," jawab sang tamu tanpa menunjukkan rasa lelah.

Keesokan harinya, kejadian yang sama berulang. Nabi Idris sangat heran. Siapa sebenarnya tamu ini? Dengan hati-hati Nabi Idris menanyakan hal itu kepada tamunya.

"Saya adalah Izrail. Malaikat pencabut nyawa," kata sang tamu. Idris sangat kaget.

"Jadi Tuan datang untuk mencabut nyawa saya?" tanya Nabi Idris.

Izrail menggeleng lalu menjelaskan keinginannya mengenal Nabi Idris lebih jauh. Barulah Nabi Idris sadah bahwa memang begitulah kehidupan malaikat. Dan para malaikat memang suka mendekati orang-orang yang beriman. Bila orang beriman sedang sholat, berdoa, atau melakukan amal sholeh, banyak malaikat yang mengerumuninya.

"Sebenarnya saya ingin merasakan bagaimana rasanya jika nyawa seseorang sedang dicabut," sabda Nabi Idris tiba-tiba.

"Permintaan Anda aneh sekali," kata Izrail. "Selama ini manusia justru takut kalau nyawanya akan dicabut."

Idris menjelaskan kepada Izrail bahwa pengalamannya akan menjadi bekal dalam berdakwah. Dengan izin Allah, malaikat Izrail melakukan apa yang diminta Nabi Idris. Dicabutnya nyawa Nabi Idris, lalu segera dikembalikan lagi.

"Saya tidak merasakan apa-apa," kata Idris.

"Karena saya melakukannya dengan lembut. Begitulah yang selalu saya lakukan terhadap orang-orang beriman," kata Izrail.

"Bagaimana dengan orang yang tidak beriman?" tanya Nabi Idris penasaran.

"Oh, mereka akan luar biasa kesakitan waktu nyawa mereka dicabut?" kata Izrail. Nabi Idris ngeri mendengarnya. Terlebih-lebih waktu Izrail mengatakan bahwa rasa sakit itu akan dirasakan si mati sampai hari kiamat. Terbayangkah? Sakit sehari saja rasanya sudah tidak tahan, apalagi kalau harus menanggungnya hingga ratusan tahun sambil menunggu waktu kiamat tiba.

"Sebaliknya, orang yang beriman akan merasakan kebahagiaan. Setelah mati, mereka akan menikmati hasil setiap amal saleh mereka di dunia," kata Izrail menjelaskan.

MELIHAT SURGA DAN NERAKA
Setiap hari Nabi Idris dan Izrail beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. "Bisakah Tuan membawa saya melihat surga dan neraka?"

"Wah, lagi-lagi permintaan Anda aneh," kata Izrail sambil tertawa. "Tapi baiklah, saya akan minta izin Allah dulu," katanya.

Setelah Allah memberi izin, Izrail membawa Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.

"Kenapa Anda ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut melihatnya," kata Izrail.

"Terus terang saya takut sekali kepada azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan iman saya menjadi tebal setelah melihatnya," Nabi Idris menjelaskan alasannya. Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia kafir, yaitu manusia yang semasa hidupnya mempermainkan hukum Allah.

Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat. Bunyinya gemuruh menakutkan. Tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini, demikian pikir Idris.

Dengan tubuh lemas, Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Izrail membawanya ke surga." Assalamu'alaikum," kata Izrail kepada Ridwan, malaikat penjaga pintuk surga yang sangat tampan.

Wajah Ridwan selalu berseri-seri dihiasi senyum ramah. Siapa pun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan. Dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga memasuki tempat yang mulia itu.

Waktu melihat isi surga, Nabi Idris hampir pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris ternganga tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan di depannya. "Subhanallah, subhanallah, subhanallah..," sabda Nabi Idris berulang-ulang.

Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Dipinggir sungai, terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada pula istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada di setiap penjuru. Buah-buahan segar, ranum dan harum baunya.

Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi para pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan bicara dengan sopan.

Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. "Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali."

"Silahkan minum. Inilah minuman untuk penghuni surga," jawab Izrail. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi pun minum air surga dengan nikmat. Beliau amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. "Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah..." Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.

Setelah puas melihat surga, Izrail mengajak Nabi Idris kembali ke bumi.

"Saya tak mau ke luar dari surga ini. Saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti," kata Idris.

"Anda boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti. Setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, baru Anda bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman lainnya," kata Izrail.

Tapi Idris tetap tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terikat kepada surga. Akhirnya Allah mengaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang masuk surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Idris berusia 82 tahun.

Pada saat Nabi Muhammad SAW sedang Isra Mi'raj ke langit, beliau bertemu dengan Idris. "Siapa orang ini?" tanya Nabi Muhammad kepada malaikat Jibril yang mendampingi waktu itu.

"Inilah Idris," jawab Jibril. Nabi Muhammad SAW mendapat penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur'an pada Surah Maryam ayat 56 dan 57. Juga pada Surah Al-Anbiya ayat 85 dan 86. (Tamat)

2 komentar:

Abi Haidar mengatakan...

semoga cerita tentang Nabi Idris ini bisa memacu kita untuk lebih giat lagi dalam beribadah kepada Allah SWT. dan lebih takut lagi dalam menentang semua larangan-Nya...Amin.

silahkan yang ingin meng-copy...
atau memberi komentar...

terima kasih

Ishlah Edukid Center mengatakan...

thank,s abi haidar atas postingannya cerita-cerita nabi sangat bermanfaat untuk saya.