Selasa, 27 April 2010

Cerita Nabi Adam AS

ADAM MANUSIA PERTAMA DI BUMI

Beribu-ribu tahun sebelum manusia diciptakan Allah, alam semesta dan semua isinya telah ada. Di atas bumi yang terbentang luas, berdiri gunung-gunung tinggi, menjadi tiang bumi. Lautan yang membentang, sungai-sungai yang panjang, hutan belantara dan danau-danau menjadi sumber kehidupan tanaman dan hewan-hewan.

Di bumi terdapat banyak hutan dan padang ilalang di mana tanaman tumbuh subur: pohon buah-buahan, bunga-bungaan dan tanaman penghasil bahan makanan seperti padi dan gandum.

Selain tumbuh-tumbuhan, ada pula binatang. Allah telah menciptakannya dalam ribuan jenis. Ada yang hidup di air, misalnya ikan. Ada juga burung-burung yang terbang di udara. Dan yang hidup di darat banyak sekali ragamnya. Ada binatang yang bisa dimakan dagingnya, ada yang bisa dijadikan tunggangan, dan ada juga yang menghasilkan susu dan madu.

Banyak binatang-binatang yang hidup di zaman itu sudah tidak ada lagi di abad ini. Sekarang kita hanya mengetahuinya dari sisa-sisa fosil yang ditemukan. Salah satunya adalah dinosaurus. Kita bisa melihat peninggalan-peninggalan itu di museum-museum besar dan terkenal.

Sebelum manusia ada, Allah SWT telah menciptakan malaikat. Jumlahnya jutaan dan bahkan milyaran! walau tak terlihat oleh kita, tapi bumi, langit dan seisinya ini penuh malaikat. Bahkan Rasulullah pernah bersabda setiap tetes hujan yang turun selalu disertai malaikat.

Allah menciptakan malaikat dari cahaya. Tugasnya adalah beribadah dan menjalankan semua perintah Allah. Mereka selalu berzikir dan mensucikan asma Allah. Malaikat-malaikat ini tidak makan, tidak tidur, dan selalu siap melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah.

Dari sekian banyak malaikat, yang kita ketahui namanya hanya sekitar 10 malaikat. Yang paling dikenal adalah malaikat Jibril, pamimpin para malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi. Kita juga mengenalIzrail - malaikat pencabut nyawa, Malik - penjaga neraka, Mikail - malaikat kesuburan alam, Munkar dan Naqir - malaikat penjaga kubur yang akan menanyai manusia di liang lahat. Ada lagi malaikat Roqib dan 'Atid - yang menuliskan semua amal baik dan buruk sese orang. Ridwan - penjaga surga, Israfil - peniup sangkakala.

Ada beberapa malaikat yang namanya sesuai dengan tugas-tugas yang diberikan Allah, misalnya malaikat yang menurunkan hujan, yang menjaga surga, yang menjaga iklim, dan sebagainya. Selain yang sudah disebut di atas, masih banyak sekali malaikat yang tidak kita ketahui nama dan tugasnya.

Waktu hendak menciptakan manusia, Allah SWT mengumpulkan semua malaikat. Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan Adam sebagai khalifah di muka bumi."

Para malaikat heran mendengar penyataan Allah itu. Bukankah sudah ada makhluk ciptaan seperti mereka? Jumlah mereka pun banyak, dan semuanya amat patuh menjalankan perintah Allah.

Kemudian para malaikat bertanya kepada Allah, "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi? Mereka akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah sedangkan kami senantiasa bertasbih mensucikan-Mu."

"Aku lebih mengetahui apa-apa yang tidak kalian ketahui," firman Allah. Jawaban Allah ini membuat para malaikat sadar bahwa Allah-lah Maha Pencipta segala sesuatu. Sesungguhnya para malaikat juga tidak tahu untuk apa mereka mula-mula diciptakan.

Tak lama kemudian Allah SWT menciptakan manusia pertama dari tanah liat kering. Setelah tubuhnya terbentuk. Allah meniupkan ruh, maka tubuh itu bisa bergerak, hidup, dan berpikir. Manusia pertama ini bernama Adam dan Allah menempatkannya di surga.

Waktu para malaikat memperhatikan makhluk ciptaan Allah yang baru ini, turunlah perintah Allah kepada mereka.

"Coba, kalau kalian tahu, sebutkanlah nama benda-benda!"

Para malaikat bingun. Mereka merasa tidak pernah tahu dan tidak mendapat pelajaran tentang hal itu dari Allah.

Kemudian Allah memberi perintah kepada Adam. "Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama benda-benda ini!"

Ternyata Adam bisa menyebutkan semua nama benda, satu per satu. Para malaikat menjadi sadar, inilah kelebihan yang diberikan Allah kepada Adam, si manusia pertama. Allah memberi karunia akal, sehingga dapat menerima ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan inilah yang kemudian diturunkan kepada para Nabi.

Saat itu pula-lah Allah meminta semua malaikat bersujud di depan Adam. Karena beriman kepada Allah serta berilmu pengetahuan, Adam menjadi makhluk Allah yang termulia di antara ciptaan Allah lainnya.

Para malaikat pun serentak tunduk memberi hormat kepada Adam. Tapi ada satu yang membangkang dan tak mau bersujud, sehingga disebut iblis. Sebenarnya iblis termasuk golongan malaikat yang diciptakan Allah dari api. Melihat itu, Allah langsung menegur iblis, "Kenapa engkau tidak mau menghormati Adam? Apakah engkau menyombongkan diri? Atau engkau merasa menjadi makhluk yang lebih mulia?"

Ternyata jawaban iblis sangat sombong. "Aku lebih baik dari Adam karena Engkau jadikan aku dari api sedangkan Engkau jadikan Adam dari tanah."

Iblis lupa bahwa dirinya hanya makhluk ciptaan, sama seperti Adam dan para malaikat. Adam dan para malaikat mau mematuhi perintah Allah karena sadar bahwa Allah Sang Pencipta paling tahu akan keadaan yang diciptakan-Nya. Sementara iblis merasa lebih tahu dari Allah dan menganggap perintah Allah sebagai hal yang aneh dan mengada-ada.

Allah menjadi murka karena sikap iblis yang kurang ajar. Iblis diusir dari surga dan tak boleh kembali lagi. "Sesungguhnya kutukan-Ku ini berlaku sepanjang jaman hingga hari kiamat!" demikian firman Allah.

Iblis ketakutan mendengarnya. Tak terbayangkan olehnya bagaimana hidup diluar surga. Ia harus meninggalkan kehidupan surga yang serba enak dan menyenangkan. Lalu di akhir jaman nanti ia pun akan dimasukkan ke neraka! Tempat paling buruk dan paling mengerikan. Tempat ini disiapkan untuk siapa saja yang berani melawan perintah Allah. Ini semua gara-gara Adam, pikirnya.

Hatinya kembali panas membara. Kebenciannya kepada Adam makin bertambah. Dan sebelum meninggalkan surga, iblis masih sempat berkata kepada Allah, "Ya Allah, Engkau keluarkan aku dari surga karena Adam. Oleh karena itu aku bersumpah akan memusuhi Adam dan semua keturunannya."

Iblis juga mengatakan bahwa ia tak ingin sendirian berada di neraka. Ia ingin membawa serta anak-cucu Adam. Oleh karena itu selama anak cucu Adam masih hidup, ia akan terus menggoda dan mengajak mereka untuk bersama-sama menentang Allah.

Dan Allah membiarkan iblis melaksanakan keinginannya. Hanya saja Allah memperingatkan bahwa hamba-hamba-Nya yang shalih dan beriman tak akan tergoda oleh iblis.

Hanya manusia atau anak-cucu Adam yang malas beribadahlah yang akan mudah terkena bujuk rayu iblis.

Iblis sangat gembira. Terbayang olehnya bahwa kelak ia tidak akan sendirian menderita di neraka!

HAWA, ISTRI PEMBERIAN ALLAH
Di surga, Adam menikmati kesenangan hidup yang luar biasa. Ia mendapatkan semua yang diinginkannya. Tempat tinggal yang bagus, makanan yang serba enak, minuman beraneka rupa dan rasa, pemandangan yang serba indah. Semuanya ada di surga. Semua bisa diperoleh dengan mudah dan cepat. Secepat kilat!

"Oh, betapa bahagianya aku berada di tempat ini. Terimakasih atas semua karuniaMu, ya Allah" begitulah Adam bersyukur. Allah menambah karuniaNya dengan menciptakan seorang pendamping untuk Adam.

"Siapa namamu?" tanya Adam.
"Aku tidak tahu," jawab perempuan itu lembut.
"Kalau begitu, engkau kuberi nama Hawa."

Adam amat bersyukur karena Allah mengaruniakan teman hidup baginya, istri yang akan setia mendampinginya.

Mereka berdua hidup bahagia di surga. Setiap hari bersenang-senang menikmati semua yang serba indah dan enak. Adam dan Hawa amat mensyukuri nikmat allah itu.

Tapi di antara semua kenikmatan itu, Allah memberi peringatan. "Jangan sekali-kali kalian dekati pohon ini," kata Allah.

Adam dan Hawa tak tahu mengapa Allah melarang mereka mendekati pohon khuldi. Ya, hanya sebatang pohon, tapi bisa mengubah orang menjadi zalim! Sebagai orang beriman pasangan suami-istri itu mematuhi larangan Allah.

TIPUAN IBLIS
Pada saat Allah menurunkan peringatan kepada Adam dan Hawa, diam-diam iblis mendengarkan.

"Ini kesempatan bagus," katanya licik. "Kalian akan kubuat melanggar perintah Allah dan menanggung akibatnya..."

Namun Allah yang Maha Tahu mengetahui rencara busuk iblis itu. Maka Allah memperingatkan Adan dan istrinya. "Hai, Adam. Iblis itu musuhmu dan musuh istrimu. Jangan sampai ia mencelakakan kalian dengan berusaha supaya kalian dikeluarkan dari surga."

Mendengar peringatan itu, Adam dan Hawa menjadi waspada. Mereka tak ingin tergoda oleh musuh yang jahat itu.

Suatu saat, Iblis menyelinap masuk ke surga. Ia mencari kesempatan bicara dengan suami istri itu.

"Hai, Adam," kata iblis. "Aku mau menunjukkan buah yang bisa membuatmu hidup di surga selama-lamanya. Maukah engkau melihatnya?"

Iblis bicara dengan kata-kata manis dan bersikap seolah-olah nasihatnya sangat penting.

"Buah apa itu?" tanya Adam ingin tahu.
"Lihat pohon itu! Buahnya ranum dan segar. Rasanya enak sekali," kata iblis sambil menunjuk pohon khuldi.

Tiba-tiba Adam ingat pada peringatan Allah tentang godaan iblis dan langsung mengusir iblis. "Jangan coba-coba membujukku. Engkau penipu. Pergi dari sini!" kata Adam marah.

Adam tak mengerti kenapa iblis sama sekali tidak takut kepada Allah. Iblis dengan mudah justru mengatakan sebaliknya. Adam tak ingin diusir dari surga. Akhirnya iblis meninggalkan Adam dan Hawa. Tapi diam-diam ia tak mau menyerah. "Kapan-kapan akan kucoba lagi," katanya.

Demikianlah cara iblis. Ia tak pernah bosan berusaha mencelakakan manusia. Itu sebabnya, jika kita menginginkan kebaikan seperti firman Allah, kita juga tak boleh bosan berusaha. Dengan cara itu kita juga akan terhindar dari godaan iblis.

Tak lama kemudian iblis datang lagi kepada Adam dan Hawa. Ini adalah usahanya yang ke dua. Iblis berusaha agar mereka mau mencicipi buah khuldi. Setelah itu mereka akan sengsara seperti aku, pikir makhluk jahat itu.

Tapi lagi-lagi Adam menyambut kedatangan iblis dengan kemarahan, "Hai iblis yang terkutuk, aku masih ingat bahwa Allah melarangku mendekati pohon itu!"

Iblis geleng-geleng kepala melihat keteguhan Adam. Tapi ia berusaha lagi untuk yang ke tiga kalinya. Kali ini ia memetik buah khuldi yang ranum dan segar itu lalu pelan-pelan mengulurkannya kepada Hawa. "Demi Allah, aku ingin kalian hidup kekal di surga," bujuknya.

Mendengar sumpah iblis, Adam dan Hawa menjadi bimbang. Setelah bersumpah atas nama Allah mana berani iblis berbohong? kata Hawa dalam hati. Ia memandang buah khuldi yang diulurkan iblis kepadanya. Seleranya terbit.

"Ambillah. Rasanya enaaak sekali. Ambillah...," kata iblis meneruskan bujukannya.

Akhirnya Hawa mengajak Adam menerima buah dari tangan iblis. Tanpa sadar mereka memakannya. Begitu menggigit buah terlarang itu, timbullah rasa bersalah dan malu dalam diri mereka. Adam dan Hawa kebingungan mengatasi rasa bersalah itu. Mereka sangat ketakutan dan sedih karena sadar telah melanggar aturan Allah.

Sementara itu iblis bergembira ria. Ia tertawa terbahak-bahak, dan merasa puas karena berhasil menipu dua orang yang beriman itu. Adam dan Hawa menangis sedih. Mereka mohon ampun kepada Allah atas kesalahan mereka. Ternyata, walaupun bersumpah dengan nama Allah, iblis tetap tak bisa dipercaya.

Permohonan ampun pasangan Adam dan Hawa sampai saat ini ditiru setiap muslim yang menyesali kesalahannya.

Rabbanaa dhalamnaa anfusanaa wain llam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunannaa minal khasiriin. (Q.S. al-A'raf: 23)

"Ya, Allah. Sesungguhnya kami telah menganiaya diri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, tentu kami termasuk orang-orang yang merugi."

Maka dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah memberi ampun kepada Adam dan Hawa. Namun Allah memberi perintah lain yang mengejutkan.

"Demi kemuliaan-Ku, kalian harus meninggalkan surga. Sekarang, turunlah ke bumi yang sudah lama Kuciptakan. Di sanalah kalian akan hidup. Tetapi kalian harus bersusah payah dan bekerja keras untuk mencapai keberhasilan."

Dengan sedih Adam dan Hawa meninggalkan surga, tempat yang penuh kenikmataan, kegembiraan dan kebahagiaan. Semua itu terpaksa mereka tinggalkan gara-gara tipu daya iblis. Adam dan Hawa sadar, keturunannya nanti akan terus menjadi incaran tipu daya iblis supaya tidak bisa tinggal di surga.

Waktu Adam dan Hawa turun ke bumi, mereka berada di tempat yang sangat berjauhan. Bumi yang begitu luas dan sunyi membuat mereka sama-sama kesepian. Kesusahan hidup di dunia langsung terasa. Mereka saling mencari tanpa tentu arah. Setelah bertahun-tahun akhirnya mereka berjumpa kembali di padang Arafah (tempat pertemuan Adam dan Hawa ini sekarang dinamakan Jabal Rahmah). Mereka sangat bahagia dapat bertemu dan bisa hidup bersama lagi.

KISAH QABIL DAN HABIL
Setelah tinggal di bumi, Nabi Adam dan Hawa mulai berkeluarga. Hawa berkali-kali melahirkan anak kembar. Dan pasangan bayi kembar itu selalu terdiri dari bayi laki-laki dan bayi perempuan.

Anak kembarnya yang pertama bernama Qabil dan Iqlima. Lalu lahir lagi anak kembar ke dua, yaitu Habil dan Labuda. Waktu mereka mulai besar, anak-anak ini diajar Nabi Adam bekerja sesuai dengan sifat-sifat mereka. Qabil yang kasar dan pemarah diberi pekerjaan bertani dan bercocok tanam. Sedang Habil yang lembut dan penyayang ditugaskan mengurus ternak.

Waktu keduanya beranjak dewasa, Allah memberi ilham kepada Adam untuk menikahkan mereka dengan kedua kembarannya. Qabil dipasangkan dengan Labuda, saudara kembar Habil. dan Habil dinikahkan dengan Iqlima, saudara kembar Qabil.

Tapi Qabil tidak suka dengan keputusan ayahnya. Ia merasa diperlakukan tidak adil. Ia ingin menikahi saudara kembarnya sendiri karena menganggap saudara kembar Habil tidak cantik. Padahal Iqlima sendiri menyukai Habil yang lembut dan tidak pemarah.

"Habil tidak boleh mengawini Iqlima. Ia akan jadi istriku!" kata Qabil. Ia tak peduli pada keputusan Allah untuknya. Ia juga tidak peduli bahwa Iqlima tidak menyukainya. Hati Qabil sudah panas dan dipenuhi kemarahan. Tampaknya pengaruh iblis sudah merasuk ke dalam dirinya.

Nabi Adam bingung menghadapi anaknya yang keras kepala itu. Anjuran orang tua, perintah Allah tak ada yang didengar. Akhirnya Adam memohon pertolongan Allah untuk menyelesaikan masalah ini.

Kemudian Allah memberi jalan keluar dengan meminta kedua anak Adam memberi korban. "Allah memberi kita kelapangan rejeki. Karena itu kita perlu berbagi dengan makhluk lain yang kurang beruntung," kata Adam kepada kedua anaknya.

"Siapa dari kalian yang diterima kurbannya oleh Allah, ia yang boleh memilih istri lebih dulu," sabda Nabi Adam. Kali ini Qabil mau menuruti petunjuk ayahnya. Ia berharap bisa lebih dulu memilih Iqlima.

Habil dan Qabil segera menyiapkan kurbannya. Habil memilih kambingnya yang paling gemuk karena ingin beribadah kepada Allah dengan harta miliknya yang terbaik.

Sebaliknya Qabil membawa hasil panennya yang buruk. Hasil panen yang bagus disimpan untuk dimakannya sendiri.

Kedua kakak-beradik ini diperintahkan Nabi Adam membawa kurbannya ke puncak gunung. "Kita lihat nanti, kurban siapa yang diterima Allah," kata Adam.

Habil menyembelih kambingnya dan Qabil menggelar hasil panen berupa buah dan bahan makanan. Mereka meninggalkan kurban itu di puncak gunung.

Keesokan harinya Adam dan kedua putranya menyaksikan hasil kurban kemarin. Ternyata, kambing sembelihan Habil telah habis. Sementara buah dan bahan makanan yang dikurbankan Qabil masih utuh. Tak satu pun binatang ciptaan Allah yang memakan sayur dan buah busuk yang disajikan Qabil. "Bersyukurlah kepada Allah karena kurbanmu yang diterima," kata Adam kepada Habil.

Betapa gembira hati Habil waktu mengetahui bahwa Allah ridho dengan kurbannya. Ia pun bersyukur karena diizinkan memilih istri yang baik dan cantik.

Melihat itu, Qabil yang pemarah makin panas hatinya. Iblis semakin merasuk ke dalam jiwanya. Qabil sudah lupa pada semua ketentuan Allah. Ia membiarkan iblis mempengaruhi tingkah lakunya. Bunuh saja,adikmu! Ia selalu menjadi penghalangmu, bisik iblis ke dalam hati Qabil. Ia mulai mempengaruhi Qabil.

Aku, membunuh adikku sendiri? batin Qabil bimbang.
Ya, lakukanlah. Karena selama ini ia membuatmu tak bisa memperoleh apa yang engkau inginkan. Hidupmu sering sial gara-gara dia, lagi-lagi iblis membisikkan alasan-alasan yang sepertinya masuk akal.

Sekarang engkau tak bisa mengawini Iqlima karena Habil telah mempersembahkan kurban yang lebih baik, bisik iblis lagi.

Akhirnya Qabil mulai membenarkan bisikan-bisikan iblis. Kapan aku bisa bahagia kalau Habil ada di depanku dan merebut apa saja yang kuinginkan? Tekad untuk membunuh adiknya mulai bulat.

Waktu itulah Habil lewat di depannya.
"Hai, Habil," teriaknya. "Aku benci padamu karena engkau selalu membuat hidupku tidak bahagia," kata Qabil.

Bagus, bagus, bagus...iblis memberi semangat tanpa disadari Qabil sendiri. Pikiran dan jiwanya sudah dipenuhi nafsu iblis.

"Daripada hidupku susah terus, lebih baik engkau kubunuh!" kata Qabil geram.

Habil sangat kaget melihat sikap Qabil. Bukankan kemarin Qabil telah setuju untuk melakukan kurban dan menerima hasil akhirnya? Mengapa sekarang Qabil ingkar janji? Apalagi keputusan ayahnya semata-mata karena petunjuk Allah.

Habil berusaha tenang menghadapi kemarahan kakaknya,"Kalaupun engkau gunakan tanganmu untuk membuhunku, aku tak akan berniat membalas dengan membunuhmu. Aku sangat takut kepada Allah, Penguasa Sekalian Alam."

Tapi keberingasan Qabil tak mereda berhadapan dengan sikap pasrah adiknya. Dengan kejam dibunuhnya Habil, adik kandungnya sendiri. Dan begitu pembunuhan terjadi, iblis pun bersorak-sorak kegirangan. Ia berhasil! Ia mendapat kawan untuk menjalani kehidupan di neraka kelak.

Sementara itu Qabil tiba-tiba tersadar dengan perbuatannya. Ia melihat Habil tergeletak tak bernyawa. Hatinya jadi sedih.

Mengapa aku tega membunuh adik kandungku sendiri? Demikian ia berulang-ulang menyesali perbuatannya. Sementara itu, iblis yang telah berhasil menggoda anak Nabi Adam melakukan kejahatan telah pergi.

Qabil melihat awan berubah menjadi mendung. Hujan turun rintik-rintik. Angin bertiup menggugurkan daun-daun. Begitulah bila ada manusia beriman meninggal. Alam ikut bersedih mengantar kepergiannya. Apalagi bila kematian itu disebabkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain, seperti yang terjadi pada Habil. Alam ikut menangis.

Qabil bingung dan ketakutan akibat perbuatannya. Ia tak tahu harus berbuat apa. Semua penyesalan tak ada gunanya lagi.

Tiba-tiba ia melihat dua ekor burung gagak yang berkelahi dengan sengit. Akhirnya salah satu burung itu mati. Burung yang masih hidup mematuk dan mengais-ngais tanah. Rupanya ia sedang membuat lubang. Setelah itu, bangkai burung satunya dimasukkan ke dalam lubang dan akhirnya burung itu menutup kembali lubang itu dengan tanah.

Qabil melihat peristiwa itu. Sebenarnya ini adalah pelajaran dari Allah yang diberikan kepada manusia lewat perilaku binatang. Sampai sekarang pun kita masih bisa mencontoh perilaku semut-semut yang selalu akrab satu sama lain. Selain akrab semut-semut juga selalu bekerja sama.

Qabil lalu meniru apa yang dilakukan oleh burung gagak itu. Ia menggali lubang dan mengubur mayat Habil.

Setelah itu ia duduk termenung. Hatinya diliputi kecemasan, kesedihan, dan juga ketakutan. Qabil membayangkan siksa neraka yang mengerikan. Inilah azab Allah yang diperuntukkan bagi orang-orang yang menentang perintah-perintah-Nya dan lebih suka mengikuti bujukan iblis. Padahal sudah jelas, anjuran dan pengaruh iblis akan mendatangkan keburukan, kecelakaan, dan penderitaan bagi orang lain maupun diri sendiri.

Sementara itu, dengan petunjuk Allah, Nabi Adam mengetahui semua yang terjadi. Beliau sangat sedih kehilangan putra yang sangat disayanginya. Habil adalah pemuda yang shalih dan selalu patuh pada perintah orang tua dan Allah. Tapi Adam yakin Habil akan masuk ke surga, tempat indah dan mulia yang disediakan untuk orang-orang beriman.

Nabi Adam menjadikan peristiwa ini sebagai contoh bagaimana iblis mempengaruhi manusia supaya melakukan kejahatan.

Nabi Adam dan Hawa hidup di bumi selama ratusan tahun. Anak-anaknya saling menikah dengan saudaranya sendiri. Selama hidupnya Nabi Adam selalu berdakwah menyampaikan ajaran Allah, kepada anak cucunya. Allah menurunkan ajaran-Nya kepada Nabi Adam dalah Sahifah, yaitu lembaran-lembaran berisi tulisan tentang hukum Allah.

Salah seorang anak Nabi Adam yang membantu tugas dakwah beliau bernama Syits. Bersama Nabi Adam, Syits mengajarkan kepada sanak keluarganya bagaimana bekerja dengan baik, hidup dengan sehat, dan membina keluarga yang bahagia.

Di kemudian hari, Syits kemudian diangkat menjadi utusan Allah. Sebenarnya nabi dan rasul utusan Allah jumlahnya jauh lebih banyak dari yang kita kenal. Nabi-nabi yang kita kenal adalah nabi-nabi yang mempunyai peran penting bagi umatnya. Nabi-nabi itulah yang namanya disebut di dalam Al-Qur'an. Jumlahnya 25 orang.

1 komentar:

Abi Haidar mengatakan...

semoga bermanfaat bagi kita semua...amin